Dalam beberapa pekan terakhir, posisi Mohamed Salah di Liverpool menjadi sorotan setelah ia kembali duduk di bangku cadangan dalam laga-laga penting. Situasi ini menimbulkan tanda tanya besar, mengingat sebelumnya ia hampir selalu menjadi pilihan utama. Penurunan menit bermain ini memicu ketegangan internal, terutama karena Salah merasa perannya mulai terpinggirkan dan hubungannya dengan pelatih Arne Slot semakin merenggang.

Kekecewaan Salah semakin tampak ketika ia menilai dirinya dijadikan kambing hitam atas performa buruk tim. Pemain yang telah memberikan kontribusi besar bagi Liverpool itu merasa komitmen klub tidak lagi sejalan dengan janji yang pernah diberikan. Kondisi ini membuatnya mempertimbangkan masa depannya, terlebih saat ia bersiap menuju Piala Afrika dan belum mengetahui apa yang akan terjadi setelah kompetisi tersebut.

Statistik mencolok yang pernah dicetak Salah di musim-musim sebelumnya membuat penurunan kepercayaan kepadanya terasa tidak adil di matanya. Meski tetap mencintai klub dan para pendukungnya, ia merasakan kurangnya perlindungan serta dukungan di tengah situasi sulit. Hal ini memunculkan dilema besar karena ia sebelumnya berniat menghabiskan kariernya di Anfield.

Spekulasi mengenai masa depannya pun semakin menguat, termasuk kemungkinan pindah ke Liga Arab Saudi pada bursa transfer Januari. Meskipun enggan memberikan jawaban pasti, Salah tidak menutup peluang perubahan besar. Ketidakpastian hubungan dengan pelatih dan arah klub membuat masa depan sang penyerang semakin berada di titik kritis, terlebih ketika ia merasa apa yang telah ia lakukan selama bertahun-tahun seolah mulai dilupakan.